Masih pantaskah kita bermimpi & berharap hadirnya seorang “Satrio Piningit”? Sang pemimpin dengan kualitas paripurna, yang diramalkan akan bisa mengentaskan bangsa dan negara ini menjadi sebuah negara Makmur dan disegani oleh kawan maupun lawan. Gambaran culun saya, seorang Satrio Piningit adalah sosok yang sederhana, jujur, bersahaja, santun, amanah, adil, penyayang dan juga tegas berhati baja. Seorang Satrio Piningit yang katanya muncul dari Jaman Edan itu , masih dalam gambaran bodoh saya .. pastilah bukan seorang Pemimpin yang muncul karena bolehnya dia beli suara rakyat, juga bukan karena bolehnya dia tebar janji muluk-muluk sama rakyat. Masih dalam bayangan saya, seorang Satrio Piningit itu orangnya rendah hati dan tidak sombong, tidak suka meremehkan atau menjelek-jelekan lawan politiknya, karena menurut saya Satrio Piningit lebih "RAME ING GAWE, SEPI ING PAMRIH" selalu berkarya nyata - tanpa koar-koar. Seorang Satrio Piningit adalah pribadi yang punya malu...., dia akan sibuk mengurusi rakyatnya ..turun langsung dan ikut merasakan penderitaan rakyatnya karena dia hadir sebagai seorang Utusan Tuhannya.. dan akan mempertanggung jawabkan kepemimpinannya kelak dihadapan-Nya, bukan seorang pemimpin yang (sok) sibuk ngurusin rakyat (cuma) ketika masa kampanye saja, masa kampanye bubar - selesailah ngurus rakyatnya.
Dengan melihat sistem dan cara bangsa ini berdemokrasi (saat ini), saya terusik untuk bertanya, "Masih pantaskah kita berharap kehadiran seorang "Satrio Piningit"? Hayo jujur saja, siapa yang gak seneng dapat taburan uang dari Google Adsense para caleg? Masyarakat ini masih seneng mendukung caleg yang royal nebar uang plus janji-janji pada masa kampanye, mo ngurusin kita apa kagak... ntar aja deh! Yang penting manfaatkan masa kampanye ini untuk mlorotin uang mereka (para caleg) ha..ha.. ini kan ndak lebih acara sogok-menyogok massal dan berjamaah. Acara suap-menyuap dalam skala nasional.. , jual beli suara dengan bahasa yang diperhalus menjadi "menderma", "sedekah","beramal", "santunan" ( bagian ini gak pernah ada yang berani nulis di poster "Aku lho Caleg paling royal dan dermawan...hayo siapa yang butuh bantuanku??" ). Sang caleg sendiri pasti punya itung-itungan di pembukuan pengeluaran uangnya selama masa kampanye, hlah kira-kira siapa yang mau ngembalikan utang-utangnya yang tiba-tiba membengkak itu? Masak sih cuma mengandalkan gaji saja? Ntahlah akal sehat saya koq gak nyampe untuk mikir ke situ... ntah kalo akal bulus saya...ha..ha...
Langit politik negeri ini tak pernah dan (kayaknya) belum akan pernah, memberi ruang gerak seorang "Satrio Piningit" untuk muncul ke permukaan (mungkin jamannya kurang "edan" ha..ha...). Gimana akan muncul? Lha wong dia teramat sederhana dan merakyat hidupnya, gak suka beli suara..., gak suka tebar janji..., gak suka menonjolkan diri kayak di baliho-baliho para caleg itu. Padahal jaman sekarang, caleg atau calon pemimpin yang gak royal, gak pinter ngomong, gak pinter berjanji, gak suka muji dan menonjolkan diri sendiri ... ditanggung gak bakal jadi. Tengok saja perlombaan baliho, pamflet, poster dan sticker di jalan-jalan dan di perempatan jalan protokol itu " Pilihlah saya caleg no. sekian dari Partai Anu" terus di bawahnya tertulis "JUJUR-AMANAH-BERBUDI LUHUR-PINTAR" aha... kalo sudah baca bagian itu saya suka senyum-senyum sendiri, caleg ini ternyata sedang memuji dirinya sendiri ..ha...ha... sebuah dagelan jaman edan!
Satrio Piningit ndak perlu mengaku-aku, mengklaim, menyombongkan dirinya sendiri ... Karena sudah berulang kali muka-muka badak yang mengaku dirinya sang Kesatria Pingitan itu berujung berurusan dengan hukum, seperti si "Satrio Piningit Weteng Buwono" yang ternyata cuma seorang amoral yang mengajarkan ajaran-ajaran mesum.
Masih belum cukup "edan" kah jaman ini, sehingga sang Kesatria yang sesungguhnya masih saja dipingit oleh Yang Maha Kuasa? Mari kita tunggu dan saksikan saja.. biarlah Yang Maha Kuasa memilih jalan-Nya sendiri untuk menurunkan utusannya untuk bangsa ini.. atau anda kebelet pingin ngikut edan? Ha..ha.. JAMANE JAMAN EDAN, SING ORA EDAN-ORA KEDUMAN.
Atau yang versi Inul.. Jamane...jamane jaman edan... wong tuwo rabi perawan..... ha..ha... terusin sendiri!!
---------
** Semua ciri karakter "Satrio Piningit" di atas cuma dalam bayangan saya saja... ndak usah dipercaya 100%. Silahkan anda membayangkan sendiri seperti apa idealnya seorang Pemimpin yang berjuluk "Satrio Piningit".
Read More..