19 April 2009

My Hero

Kawan-kawan maafkan atas postingan gak mutu ini...

Dia bukan seorang “Hero” , bukan juga sesosok “Malaikat” bagi semua orang…
Tapi bagi lembaran hidupku yang tidak seberapa ini… dia adalah “the real hero”
Dialah “malaikat” …. Dia membimbingku dengan “caranya”, dan baru ku mengerti setelah dia pergi jauh…


Ayah maafkan aku… perasaan jengkel dan tak terhitung ngedumelku, ketika dulu kau memarahiku… Sekarang setelah aku berdiri di posisimu “menjadi ayah” baru ku mengerti ternyata tidak gampang meluruskan “ranting yang bengkok”, kadang perlu ketegasan dan hegemoni seorang ayah… agar seorang anak nurut.
Baru kusadari… betapa seorang ayah pasti akan terbentur kabut galau jika melihat “pergaulan bebas” dan “mbambung” yang katanya demi “Kebebasan”... engkaupun risau jika anak-anakmu salah jalan.
Seorang anak kadang berlagak “biarlah kutentukan jalanku sendiri”. Sementara seorang ayah berkewajiban mengarahkan “buah hatinya” agar tidak salah jalan, karena akan diminta “pertanggung-jawabannya” kelak di hadapan Sang Pencipta yang telah menitipkan “amanah” itu.
Ternyata tidak semudah cara berpikir “seorang anak” dengan segala tuntutannya, untuk berdiri menjadi “seorang ayah”.
Aah .. maafkan aku ayah… semoga engkau mendengar dan saya yakin engkau di sana mendengar keluh kesah anak-anakmu.
Marahmu dulu adalah genangan kasih-sayang kepada anak-anakmu, agar berjalan lurus pada titian kebenaran.
Kerasmu dulu adalah “vision” dan tumpukan harap agar anak-anakmu siap mengarungi kehidupan yang keras ini.

Maafkan aku ayah….. diam-diam kupersalahkan engkau … ketika kemauanku berada jauh dari jangkauan kemampuanmu. Kini terasa sungguh betapa resahnya seorang ayah .. mendengar tangis dan rengekan anaknya yang belum mampu ia penuhi.

Ayah.. engkau memang tidak selembut ibu… tapi engkau telah membingkai watak kami.

Ayah dan ibuku... kalian adalah manifestasi kasih dan sayang ilahiah… pengejawantahan malaikat-malaikat itu, sari pati kasih semesta langit dan bumi yang selalu ikhlas memberi dan hanya menerima kotoran.

Kadang anak-anakmu terlambat menyadari betapa besar genangan cintamu.
Semoga engkau dan ibu tenang di sisi-Nya…
Terima kasih atas segala pengorbanan dan jerih payah kalian semoga Yang Mengutusmu menerima segala amal dan pengorbanan… serta mengampuni segala dosa ayah dan ibu.


39 komentarmu:

mama hilda said...

setuju bang..kadang kasih sayang ayah disalahartikan oleh anak, baru ketika saat ini sang anak di posisi ayah merasakan, kadang kita menjadi tidak mengerti harus dengan bahasa apa agar anak kita mengerti betapa semua itu adalah karena semata kasih sayang seorang ayah untuk buah hatinya..

wah pertamax ngga ya ini..

KlikDana said...

Hmm, terharu niyh bacanya.. kita sebagai anak kadang ga sadar apa yang dilakukan ayah sebenarnya untuk kebaikan kita, dan saya kadang menentang :)..

Xitalho said...

@Mama Hilda = Iya Mam ... sekarang baru kita rasakan betapa galaunya orsng tua...

@Klik Dana = Kadang kita sbg anak banyak nuntut "Kebebasan" ngawur..hehehe.

sepur said...

Bener banget , sebetulnya semua yang ayah dan ibu lakukan untuk kebaikan kita. Marah dan larangan, sebetulnya kasih dan sayang mereka juga. baru terasa ketika kita sudah menjadi ayah dari anak - anak kita.

sepur said...

Bener banget , sebetulnya semua yang ayah dan ibu lakukan untuk kebaikan kita. Marah dan larangan, sebetulnya kasih dan sayang mereka juga. baru terasa ketika kita sudah menjadi ayah dari anak - anak kita.

madhysta said...

sama seperti yang kurasakan sekarang, ternyata seperti ini rasanya jadi ayah. Tahu gini dulu aku jadi anak penurut, biar ayahku tak sakit hati padaku????

endar said...

anakmu bukan anakmu
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang melucur.

yen tak pikir2 kayaknya ada benarnya lho..

Atca said...

wah...menyentuh ....bener banget...ketika kecil,kita selalu merasa marah dan kesal kalo di ingatkan dan diluruskan...sekarang begitu menjadi orangtua baru tau rasanya dan susahnya menjadi orangtua...
Jadi inget sama ayahku nihhh..hikss...

luxsman said...

hiks...hiks...hiks...

Melow mode ON

Seno said...

Iya kang, kalau saya melihat spion kehidupan juga hampir sama kang. Terkadang hanya bisa melihat dan menyesali apa yang sudah dilalui.

Saya juga sebentar lagi akan menjadi ayah kang. Tulisan mengingatkanku akan masa lalu yang sedikit bandel, dan memperingatkanku akan masa depan. Thanks.

gajah_pesing said...

melow?

senoaji said...

adem kan postinganmu..

YAYAN said...

uuuuuuhhhhhgh jd kangen my hero too.. ga ada matinya biarpun jasadnya tlah mjadi tanah sekalipun..

Anonymous said...

I feel what you feel...

Thanks Broo...

suryaden said...

terasa deh, seiring usia dan pencerahan yang kita dapatkan dalam mengarungi kehidupan ini...

ciwir said...

ayah.... ibu....
engkaulah pahlawan sebenarnya...

*serius aku rada nderedek dan sedikit berkaca2 mbaca ini*

J O N K said...

I agree with you brother!

galuharya said...

cuma satu kata

ayahku tak sebaik ayahmu teman :(

Anonymous said...

my father is my hero too

Unknown said...

wah lg serius niiy...

nice posting bro...ngena bgt...cmn aku blom merasakan sih jadi ibu, semoga nantinya akan jd ibu yg baik :D

dede said...

Iya bener kang! rasa bersalah dan kehilangan seorang ayah, baru di sadari ketika sudah tidak bersama kita, betapa rindunya diriku!

Thank dah sharing

Seno said...

Flu singapur kuwe kang, penyakit anyar maning.

Bunda Jihan said...

makanya dulu jadi anak jangan bandel. nyesel kan sekarang. baru tahu kan rasanya.... menyesal tak ada gunanya sayangku. always sent your pray to him

sibaho said...

semoga anak-anak saya tidak seperti saya terhadap ayah saya :D

Seno said...

Ada roro kidul di film kang he..he..

Lagi ngapa rika?

rayearth2601 said...

Hm, bagus artikelnya mas

menyadarkan kembali :)

sawali tuhusetya said...

"Ayah dan ibuku... kalian adalah manifestasi kasih dan sayang ilahiah… pengejawantahan malaikat-malaikat itu, sari pati kasih semesta langit dan bumi yang selalu ikhlas memberi dan hanya menerima kotoran."
sungguh, saya suka banget dg quote ini. pernyataan dan pengakuan tulus seorang anak yang birrul walidaini. postingan yang mencerahkan.

harry seenthing said...

kasih sayang itu tak pernah aku dapet keun.....kang.....bagi yang sudah mendapatkan sebuah kasih sayang itu, berbahagialah kalian,sesungguhnya kasih itu merupakan sebuah kesayangan.....makasih kang telah membuat tulisan yang mempunyai arti yang dalam

olip said...

ayahku marak kalau aku mbantah

aku pengen selalu berbakti kepada ayahku tersayang ,,,,

love you father ....

achmad sholeh said...

Kadang kita baru menyadari apa yang dilakukan orang tua kita dulu kepada kita saat kita sudah menjadi Bapak seperti saat ini

gdenarayana said...

kang, minta saputangan dumz...hikzzz behhh jadi inget bapak saya juga nie :(

aduh saya belum jadi bapak jadi belum tahu, mending belajar dulu sama yang udah berpengalaman.

enak kang jadi bapak?

heheheh, ada2 aja pertanyaan saya yah :D

dian said...

mungkin ada benernya film curious case of benjamin button itu ya.
hehe, gak ada hubungannya.
but yeah, my dad is a hero. the real one.

Wong Bingungan said...

Salam hangat kembali mas Xitalho, sebuah nama yang agak sulit nulis, apalagi menghapalkannya :D

detEksi said...

salam kenal..

masDan said...

Duh Gusti, Ampuni Kedua Orang Tuaku ..
makasih ....mas ..

salam Kenal ..

annosmile said...

wah..jadi inget ortu
pulang dulu

gdenarayana said...

mampir siang nyari caleg yang lagi gelo...xixixi

ehemm..ehemmm tumben ndak ada kopi nie :D

Anonymous said...

memang kasih sayang ayah tiada duanya namun kasih sayang ibu yang utama....

www.katobengke.com said...

kedua ortu adalah segala-galana didunia ini...
maka sangat berdosa bila kita kagak patut dan tunduk kepada mereka....

Post a Comment

Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.