Pertemuanku dengan pusaran masalah ternyata membebaskanku dari kubelitan gurita. Ya ya ya…walaupun aku masih terpuruk di tikar yang sama, terkapar di ketidak berdayaan yang sama, namun mata halusku ternyata lebih bijak dan mewakiliku menjadi sebuah teropong di awang-awang rahsaku. Ternyata derita-senang hanyalah para penghuni wilayah rahsa yang berstatus nomaden belaka……
Menarik sekali mencermati tingkah polah badai yang selama ini bergolak dan sempat menghantam tengkuk lupaku, kemudian menenggelamkannya ke dalam genangan ketidak-pastian itu. Semuanya nampak jelas, walau tidak ada yang menang dan yang kalah namun akhirnya yang tertinggal hanya desisan angin yang menyayat dan menyisir hitam perasaan-perasaan kecewa. Semua termangu, kecewa ada karena harapan seperti mata-mata jiwa yang dari tadi sibuk memandangi puing-puing kenyataan di sana-sini. Puing yang oleh mata hati malah diakreditasi sebagai sesuatu yang indah. Bah… mata bathin dan mata jiwa ternyata punya standar yang berbeda. Entahlah.
Ngelangut sendiri menapaki kembali jejak-jejak api yang belum sempat membakar rata satu-satunya ageman yang ku milikki, langkah-langkahku seperti mengambang dalam diam dan serasa menyatu dalam hembusan sesal sisa prahara. Sudut-sudut pagar telah robek dan tumbang tiangnya, di alam jiwa seakan tiada lagi pohon-pohon keyakinan yang masih tegak lurus, hampir semua condong oleh hantaman badai. Sunyi ini begitu dalam, melesat hingga mencapai hentakan-hentakan detak darah yang suaranya bahkan mengalahkan bunyi serangga yang menjerit. Sengaja kubiarkan semua mengalir, toh bila musim berganti arah, maka segala sesuatu tetap mengalir menurut kodrat, ya mengalir menurut kepastian yang sudah digariskan, karena matahari pun tidak akan bisa menelan suatu keyakinan yang dipaksakan.
Cupu Kyai Panjala 2024
5 weeks ago
17 komentarmu:
jan kejeron ki tulisane
@soewoeng : yo kuwilah negoro iki mas
Priwe kabari kang? Suwe ndean...
Semuanya sudah ada yang mengatur kawan.Sabar dan tawakal kunci utama meskipun banyak badai menerjang
wah...raboseni buat diread more and more ...Momogi asli....saluttttt...nggak terkatakan..
bar keno badai trus mangan bebek goreng sak bakul segone sak latar jadi terinspirasi bikin artikel PASCa Bebek....eh pasca badai..sorry rhodok kepleset..abis
Ngenesssss banget....tapi tetep semangatkan..ojo lali sangu bekgor krn perjalannan masih panjang dan terkadang melelahkan...
gitarindu.blogspot.com/said
badai kok gambare kembang (DOH)
tak ada kata sesal ketika semuanya mengalir...
susah dan senang cuma permainan pikiran...
bahkan tak pernah sekalipun mampir di wilayah rahsa...
itu sebabnya rahsa tak pernah mengenal susah dan senang...
opo iki cah... iku kanggo sopo to aslini
wuih mantab bener nih tulisanya
dalam
pujangga baru nih
baru lewat
heheeh
salut salut
tulisan yang bagus..
@all : trims sudah berkunjung :D
blog is presented in a nice way!!
jan jero banget tulisane
apoik
halo2, , mampir lagi, ,
kunjung balik yaa. .
jeru mas,boso duwur, . .
kunjungan mas. . jangan lupa mampir. .
Post a Comment
Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.