03 March 2010

Pasca Badai

Pertemuanku dengan pusaran masalah ternyata membebaskanku dari kubelitan gurita. Ya ya ya…walaupun aku masih terpuruk di tikar yang sama, terkapar di ketidak berdayaan yang sama, namun mata halusku ternyata lebih bijak dan mewakiliku menjadi sebuah teropong di awang-awang rahsaku. Ternyata derita-senang hanyalah para penghuni wilayah rahsa yang berstatus nomaden belaka……

Menarik sekali mencermati tingkah polah badai yang selama ini bergolak dan sempat menghantam tengkuk lupaku, kemudian menenggelamkannya ke dalam genangan ketidak-pastian itu. Semuanya nampak jelas, walau tidak ada yang menang dan yang kalah namun akhirnya yang tertinggal hanya desisan angin yang menyayat dan menyisir hitam perasaan-perasaan kecewa. Semua termangu, kecewa ada karena harapan seperti mata-mata jiwa yang dari tadi sibuk memandangi puing-puing kenyataan di sana-sini. Puing yang oleh mata hati malah diakreditasi sebagai sesuatu yang indah. Bah… mata bathin dan mata jiwa ternyata punya standar yang berbeda. Entahlah.

Ngelangut sendiri menapaki kembali jejak-jejak api yang belum sempat membakar rata satu-satunya ageman yang ku milikki, langkah-langkahku seperti mengambang dalam diam dan serasa menyatu dalam hembusan sesal sisa prahara. Sudut-sudut pagar telah robek dan tumbang tiangnya, di alam jiwa seakan tiada lagi pohon-pohon keyakinan yang masih tegak lurus, hampir semua condong oleh hantaman badai. Sunyi ini begitu dalam, melesat hingga mencapai hentakan-hentakan detak darah yang suaranya bahkan mengalahkan bunyi serangga yang menjerit. Sengaja kubiarkan semua mengalir, toh bila musim berganti arah, maka segala sesuatu tetap mengalir menurut kodrat, ya mengalir menurut kepastian yang sudah digariskan, karena matahari pun tidak akan bisa menelan suatu keyakinan yang dipaksakan.

17 komentarmu:

soewoeng said...

jan kejeron ki tulisane

ciwir said...

@soewoeng : yo kuwilah negoro iki mas

dede said...

Priwe kabari kang? Suwe ndean...

tomo said...

Semuanya sudah ada yang mengatur kawan.Sabar dan tawakal kunci utama meskipun banyak badai menerjang

Anonymous said...

wah...raboseni buat diread more and more ...Momogi asli....saluttttt...nggak terkatakan..
bar keno badai trus mangan bebek goreng sak bakul segone sak latar jadi terinspirasi bikin artikel PASCa Bebek....eh pasca badai..sorry rhodok kepleset..abis
Ngenesssss banget....tapi tetep semangatkan..ojo lali sangu bekgor krn perjalannan masih panjang dan terkadang melelahkan...
gitarindu.blogspot.com/said

teamtouring said...

badai kok gambare kembang (DOH)

Love4Live said...

tak ada kata sesal ketika semuanya mengalir...
susah dan senang cuma permainan pikiran...
bahkan tak pernah sekalipun mampir di wilayah rahsa...
itu sebabnya rahsa tak pernah mengenal susah dan senang...

Kang Sugeng said...

opo iki cah... iku kanggo sopo to aslini

nada said...

wuih mantab bener nih tulisanya
dalam

gaban said...

pujangga baru nih
baru lewat
heheeh

andi said...

salut salut
tulisan yang bagus..

Xitalho said...

@all : trims sudah berkunjung :D

Colorado Drug Rehab said...

blog is presented in a nice way!!

gus ikhwan said...

jan jero banget tulisane
apoik

NowGoogle.com Adalah Multiple Search Engine Popular said...

halo2, , mampir lagi, ,

kunjung balik yaa. .

Catatan Blogger Seo Matre Ajib said...

jeru mas,boso duwur, . .

Catatan Blogger Seo Matre Ajib said...

kunjungan mas. . jangan lupa mampir. .

Post a Comment

Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.