23 March 2009

Bebal Banget


Bahasa apakah yang Engkau pakai ya Tuhanku…
Ketika Kau titipkan pesan-pesan di setiap makhluk-Mu. Dooh..! Bebalku ini lho .. menutupi daya tangkapku menerima ayat-ayat kauniyah-Mu.

Dunguku juga yang masih membuatku kelihatan bodoh sekali dihadapan-Mu.
Bukan maksudku mempermainkan Engkau ...saat bibirku selalu memohon kepada-Mu petunjuk di setiap lembar doa-doaku… Namun ketika Engkau jawab doaku seketika, aku malah tidak tahu pesan apapun dari-Mu…. Bahkan kadang kuingkari sendiri petunjuk yang Kau tujukan khusus untukku itu.

Karena Bebalnya nalar dan imanku
Aaah….Bahasa apakah yang Engkau pergunakan ya Tuhanku.

Yang kutahu, ada yang senantiasa gemuruh dan keras berteriak di telingaku… suaranya meningkahi semua firman-Mu.. Dan runyamnya lagi, suara sember itulah yang mendominasi otakku dan kecenderungan tingkah lakuku, sedangkan untaian firman-Mu seakan-akan “cuma” samar-samar saja ku dengar. Ampunkan hamba-Mu ini… begitu kerasnya gaya dan pesona duniawi mewarnai kehidupan jaman sekarang ini … selalu berusaha menjauhkan ciptaan-Mu sendiri dari rangkulan-Mu.

Bahasa apakah yang Engkau pergunakan ya Tuhan….

Berilah kesempatan dalam hidupku … untuk mengerti petunjuk-petunjuk-Mu. Mengapa aku tak pernah menyadari bahwa Engkau selalu menjawabnya.

Bahasa apakah yang Engkau pergunakan ya Tuhan….

Aku tak pernah bisa mungkir.. sesungguhnya Engkau Maha Tahu, bahwa sekian waktu kesombonganku menyumpal dada ini.. seakan aku bisa hidup tanpa-Mu.
Sekian waktu berkubang di lumpur kemungkaran.. tanpa pernah segan kepada-Mu ….

Bahasa apakah yang Engkau pergunakan ya Tuhan….

Sehingga aku tak pernah sadar sudah begitu banyaknya petunjuk telah Engkau berikan.

36 komentarmu:

Anonymous said...

asyik...pertamaax...kapling dulu ya mas...sebelum mati listrik nih

Anonymous said...

Sepertinya saya menghadapi persoalan yang sama dengan sampeyan mas.

Kristina Dian Safitry said...

kebiasaan mama hilda tuh mesti minta kapling duluan deh...jadi pengen ikut ikutan minta kampling buat merenung...

Kristina Dian Safitry said...

Tuhan menjawab:bahasaku bahasa kasih
bisikku bisik lembut
tapi kenapa engkau tak mengerti jua?syukurlah sebelum aku mengatakanya engkau sudah mengatakan:karena bebal nalar dan imanku*gubrak!!!*mlayuuuuuuu...ojo uber aku yo..wkkeeekee...waduh sandalku pedot...

Anonymous said...

hehe to continued mas..bener tengah-tengah ngetik koment mati listriknya...

menyentuh postingannya mas..
mempertahankan keiklasan ditengah gelombang matrealisme..
menebar kasih diputaran kebencian dan anarkhi..
meluruskan langkah dikala banyak lorong yang harus kita pilih..
dan tetap mendekatkan diri pada sang Gusti dikala fluktuasi keimanan sedang bergelombang..
perjuangan berat kayaknya ya mas..

duh dian, bukan maksud kapling untuk merenung..tapi keburu mati listrik..kebagian mati listrik lagi nih..hiks..

Anonymous said...

bahasamu sungguh elok kawan, membuatku terguguk dalam ketermanguan pikiran ....

Anonymous said...

lah saya blon ngerti bahasa tuhan kang :D

klo udah disentil baru tau dan malahan udah sering kena sentil nie ;)

Anonymous said...

Saudaraku, bahasa Tuhan hanya dapat dimengerti oleh hati, bersihkan selalu hatimu agar dapat mengerti.

Hati adalah ibaran cermin, sedangkan petunjuk-Nya adalah cahaya. Dia adalah Cahaya diatas cahaya.

Manakala cermin itu buram/gelap, maka ia akan menyerap cahaya tsb, tak dapat menangkap dan memantulkan cahaya tersebut ke sekelilingnya

Pondokku

Anonymous said...

memang beda kok mas, santai aja apa yang menurut kita baik bisa jadi malah salah loh... ngeri ggak...

dede said...

wah iyong mumet bahasa ne kiya ...mendingan niliki intanici bae

Senoaji said...

memahami bahasa Tuhan seakan mensejajarkan kita dengan staff Tuhan. Pahami alur yang sudah kita jalani bersyukur sebaik mungkin

Anonymous said...

postingan yang menyentuh...manusia memang tidak pernah luput dari masalah...aku juga sering mengalami ini...sedih banget...

Nyante Aza Lae said...

hmmm
segera menyadari dan insyaf atas apa yg telah kita lakukan
adalah sikap yang bijak.
Orang bijak taat bayar pajak...
lhoo???

Anonymous said...

mampir siang kang, mau coffee break dan cari gratisan coffee ada ga yah :D

Anonymous said...

manusia terbiasa dengan menyesal belakangan.. untuk itu pintu taubat dibuka..

met kenal :)

Anonymous said...

ka kita disuruh BACA biar gak BEBAL boss

Anonymous said...

Walupun aku gak mudeng 100% tai intinya sama kondisiku sekarang .. begitu banyak petunjuk tapi seolah kita dibutakan oleh dunia.. Ya Allah beri kesempatan untuk berbuat baik.. amin.

Thx postingan yg menyejukan

J O N K said...

postingan yang membuat saya menghembuskan nafas dan berfikir untuk segera intropeksi diri ...

Anonymous said...

Aku datang dengan bahasa yang kau ucapkan, yang ada didalam dirimu, yang sesungguhnya mudah untuk dicerna. Kenalilah dirimu dulu, baru kamu akan mengerti gaya bahasaku.

Selama ini kamu hanya tahu aku, tapi tidak berusaha dengan baik untuk sungguh-sungguh PeDeKaTe denganku, untuk mencoba mengenaliku lebih jauh...

Kabuuuuuuurrrrrrrrrrrrr.... :Peace:

Anonymous said...

wah berat dah bahasanya. kata ustad sanusi, kita sudah diberi tanda/alarm yang otomatis akan berdering ketika kita akan berhasil/gagal susah/senang maju/mundur tapi kata ustad sanusi, sering kita mematikan alarm lalu tidur lagi he..he.., inyong sering ngrasa kaya kuwe kang.

endar fitrianto said...

kayane kok sedang menerima ujian. semoga cobaan cepat berlalu kang

Anonymous said...

salam kenal dulu
byme

Anonymous said...

yang digunakan adalah bahasa Hati sobat..
tetaplah mendekatkan diri kepadaNya

salam

Anonymous said...

Kebanyakan dari kita memang seperti itu....Berjubah kesombongan...Padahal sesungguhnya Jubah Kesombongan adalah milik-Nya

Mudah2an kita semua cepat insyaf..
salam
Makasih tlah berkunjung ke blog gurem

Anonymous said...

salam kenal mas...

Kita adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa
Masih ada waktu utk berbenah diri (selagi nyawa masih dikandung badan tentunya)

Anonymous said...

senang membaca tulisan ini, gw bangedd

Yudhi Gejali, dr. said...

kadang suara TUHAN itu tidak ada dalam guntur, tidak ada dalam badai, tidak dalam angin topan yang keras, tapi di dalam angin sepoi-sepoi, yang semilir lembut, tapi berbicara langsung keras jauh ke dalam hati.

Lembut tapi berkuasa.

Anonymous said...

ada apa denganmu sobat.... :-)

Anonymous said...

kang, updetan mene nie...lah ehhh bebal mulu...hihihi

mampir sore kang, jalan - jalan dirumahe kang xitalho nie, sambil ngoprek themes...hihihi

Anonymous said...

kang, updetan mene nie...lah ehhh bebal mulu...hihihi

mampir sore kang, jalan - jalan dirumahe kang xitalho nie, sambil ngoprek themes...hihihi

Riema Ziezie said...

makasih bang pencerahan hatinya ya...

Anonymous said...

wah, salut banget dg pilihan kata-katanya, mas. sungguh rancak dan bernas. isinya bener2 mencerahkan dan reflektif.

sepur said...

perlu perenungan apa yang telah kita perbuat. cobalah menimbang - nimbang banyak mana antara perbuatan ikhlas dan tidak ikhlas, sehingga hanya mengotori hati kita. semoga bebalnya semakin berkurang.

Lyla said...

bahasa Tuhan memang kadang gak bisa dimengerti tp hasilnya pasti yang terbaik untuk umatnya

marsudiyanto said...

Saya mungkin termasuk di dalamnya...

suwung said...

takut koment
soalnya ketuhanan je

Post a Comment

Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.