05 May 2009

Belajarlah Seadanya...

Pantulan kemilau hari pendidikan nasional di mata seorang bapak

Pendidikan yang baik bukan milik kita nak…. Bapak ndak mampu, maafkan ya nak…
Belajarlah seadanya… tentang hidup, tentang tata susila, tata krama.. Bapakmu bekerja mengais sisa dan sampah mereka…. Tapi yakinlah anakku… yang bapak berikan kepadamu adalah mutiara yang cemerlang di mata Tuhanmu.

Belajarlah seadanya… tentang jiwa juang.. tentang harga diri.. tentang kesucian hidup… Semua itu bebas kamu pelajari anakku… bergurulah kepada-Nya. Mengajilah kepada guru sejatimu, yang tidak memungut bayaran sepeserpun.
SPP yang harus kau bayar hanyalah keikhlasanmu saja.

Belajarlah seadanya… tentang kepribadian …. tentang kesederhanaan dan penerimaan yang tulus dalam ujian hidup-yang tidak tentu ujungnya ini. Belajarlah untuk tidak mengeluhkan nasib…anakku. Berdoalah saja jika engkau mempunyai keinginan di luar batas kemampuan bapak.. Ikhlaskan penantianmu. Jika memang hakmu maka pasti akan engkau dapatkan… namun jika belum, maka belajarlah lagi untuk bersabar anakku…. Bersabarlah sampai nyawamu terenggut sekalipun… karena hanya itulah yang bisa kita pertaruhkan di hadapan-Nya

Bapak tidak sedang mengalihkan masalah dan menghiburmu, tapi belajarlah mengerti tentang realita, dan banggalah menjadi manusia-manusia pilihan-Nya.
Kita terpilih untuk menjalani ujian yang tidak pernah kita tahu ujung-ujungnya ini .. anakku. Semoga kita tetap istiqomah memanggul keikhlasan yang kadang rapuh diterpa derita ini. Jangan pernah menyalahkan Yang Maha Pengasih… jangan pernah berpaling dari-Nya. Karena Dia selalu tersenyum bersama jiwa-jiwa yang tenang dan ikhlas menjalani ujian-ujian Nya.

Pendidikan yang baik dan modern itu bukan milik kita nak… Bapak belum mampu menyekolahkanmu di sana, di tempat yang katanya sangat baik untuk belajar. Belajarlah saja tentang kemandirian. Belajarlah untuk berdiri kokoh di kaki-kaki rapuhmu. Belajarlah mengatasi hidupmu sendiri, karena kelak engkau harus melakukannya sendiri tanpa bapak.

Buku pelajaran mahal harganya.. maka belajarlah pada buku semesta alam yang telah digelar-Nya… Jika kelak engkau – dikehendak-Nya memegang tampuk wewenang dan mengemban amanah, maka ajarilah kaummu… layanilah kaummu… kasihanilah kaummu, perlakukan mereka sebaik-baiknya di mata Tuhanmu .. bukan sebaik-baiknya di matamu.

Jangan tinggalkan mereka walau sejengkalpun.

56 komentarmu:

gajah_pesing said...

bapak gak punya uang, tapi ada sekolah gratis cuma kok tetep gak terealisasi ya?

senoaji said...

sekarang yang masih bisa mengimbangi kepupusan adalah niatan unttuk merubah dari nasib satu ke nasib yang lain yang tentunya lebih baik.

Anonymous said...

ngelmu isone kanthi laku...
lelaku ning janmo menungso sing weruh sangkan paraning dumadi lang sangkan paraning pambudi...

Yo iku sejatining menungso...

Bunda Jihan said...

ing ngarso sun tulodo. ing madyo mangun korso tut wuri handayani...........trus apalagi ya bahasa jawanya he he.
apo keceknyo ko......

Seno said...

Iya anakku, lahirlah dan besarlah engkau anakku. Tantangan didepan tidak mudah anakku, jadilah anak yang mampu menghadapi tantangan anakku.

Anakku, jangan kau dengar bisikan-bisikan setan yang menggodamu, tapi dengarkanlah bisikan-bisikan-Nya, karena hanya dengan itulah engkau akan selamat dunia akhirat.

mama hilda said...

Blajarlah nak..disaat pendidikan tidak terjangkau oleh materi..karena pada masanya dirimu akan meninggalkan pangkuan ibumu..

Belajarlah meskipun tidak ada yang mengajarmu, karena belajar tidak hanya di bangku sekolah, budi pekerti meninggikan derajatmu, dan jangan pernah sombong karena kesombongan akan mengunci hati mu untuk menangkap ilmu dari-Nya..

Nyontek dari record album kelahiran Hilda kang, yang saya simpan di almari, berharap suatu saat dia akan membuka dan melihat foto bayinya..

Hardiknas..hari pendidikan mahal nasional

Bawor said...

Siki ra perlu sekolah!!! Sing penting ngerti duit karo teyeng golet duit, Pinter tapi mlarat isin, contone pejabat kae title-e rentetan tapi nek uripe mlarat ora korupsi ya isin.

achmad sholeh said...

bapak nggak punya uang yang penting bisa sekolah gratis dan pinter kayak orang orang yang sekolah di tempat yang bayarannya selangit

sepur said...

O...ibu dan ayah selamat pagi. Ku pergi belajar sampai kan nanti.

jadi ingat nyanyian waktu masih sd dulu.

suwung said...

pencerahan yang sangat dalemmmmmmmmmmm

harry seenthing said...

tuntutlah ilmu setinggi tingginya....begitulah yang saya selalu katakan kepada temankecilku kang, supaya jangan kayak saya

Anonymous said...

top kang postingane, setuju banget aku. selamat untuk anaknya yang punya bapak seperti dirimu. btw sang anak ngerti ora lek bapake ngeplurk ?? wkwkwkwkwkwk

Atca said...

berharap agar sekolah gratis segera terrealisasi...
top posting

Andy MSE said...

nggih pak!
mugi2 sekolah gratis niku wonten tenan, bapak kersane radi enteng mbiayai putra-putrine sekolah (thingking)... tenanan rak yo??

Budi Hermanto said...

Wew..
Belajar ampek akhir pokonya..
Hehehe..
Met knal ya kk.. ;)

gdenarayana said...

wadohhhh, saya kapan punya anak nie yakkk klo kerja ama ngenet doang tiap hari :D

dohhhhh musti nyari bidadari neh...

mluncurrrrrrrrrr...

detEksi said...

belajar gak harus pake buku.. gak harus di sekolah.. gak harus bayar..

yang penting ada niat dan kemauan..

endar said...

pendidikan yang berkualitas memang hanya untuk orang berduit. bagi yang nggak punya duit silahkan mendapatakan pendidikan seadanya dengan sarana seadanya juga

ndop said...

semua blogger serentak bilang, "BELAJARLAH SAMA MBAH GOOGLE!!!!!"

hehehe... setuju nggak???

suryaden said...

ijasah itu hanyalah sebuah pacul bagi petani, dan masih banyak faktor untuk bisa menggunakannya..., urip pancen kudu pinter, lah kepinteran iku ora mung nang sekolahan...

Afrianti Takaful said...

Tulisan yang sangat mengharukan..

Ajeng said...

Sekolah kehidupan masih terbentang luas didepan kita seandainya toh sekolah formal tidak bisa memayungi..

Ikhsanudin Bin Muhtarmat Khaerun said...

ayo sekolah :D

mbah sangkil said...

Pendidikan layak hanya untuk kamu berduit bukan untuk kaum kita yg melarat dan jelata

Cak Shon said...

Terima Kasih Bapak :)

dede said...

Ya matuk newun kang! priwe kabare?

ojo dumeh said...

lho nyasar lagi kesini heeee tapi gpp lah silahkan nyasar kesini juga foto syur Rani Yuliani si caddy golf

ciwir said...

sing susah sinau ilmu ikhlas...

gdenarayana said...

ehemmmm, mampir malem...mau belajar doloe disini :D

annosmile said...

belajar yg rajin ya

Cebong Ipiet said...

yg lbh penting pelajaran akhlak *hikz*

luxsman said...

Sekolah Gratis ada di mana-mana (jarene iklan nang tipi)

galuharya said...

belajarlah pada alam semesta,karena disanalah terdapat semua ilmu yang kau butuhkan kelak,

bapak sudah tua sudah renta siapkan lah dirimu menyongsong hari esok dimana saat itu bapak sudah tak disampingmu...

pengalaman adalah guru yang berharga anakku


jan top markotop tulisanmu ndessss
salutttt

Seno said...

Amin. Semoga semua baik2 saja ya kang.

meylya said...

yang penting harus ada niat dan kemauan yang sungguh² untuk belajar

Seno said...

Bukan hebat lagi kang, tapi ruarr biasa he..he.. wong linggis aja dibengkokin jian ngedab-edabi tenan.

gdenarayana said...

mampir di mall, bawa cewe cantik...ehhh salah :D

wuihhhh bening2 kang...wkwkwwkwk, harus sering2 keluar nie...xixxixii

♥ Neng Aia ♥ said...

belajar dari alam untuk lebih bijaksana dan bijaksini,,, heiheie

madhysta said...

segala ciptaan Yang Kuasa adalah media belajar, Ebiet juga berkata Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Rie Rie said...

kayaknya lebih di utamakan paper proof/ijasah daripada skillproff/ kemampuan

Rie Rie said...

kayaknya lebih di utamakan paper proof/ijasah daripada skillproff/ kemampuan

suryaden said...

apdeeeeeeet...
ngeplurk wae.., koyo saya... wakakaka

Seno said...

Iya nih, lagi HCC kang he..he..

Gue Ganteng said...

Makanya Gue Adi Sarakan Pada Sekolah Di Sukoharjo saja karena di sana Sekolah Gratis dan dipinjami Buku

ircham said...

kita maksimalkan apa yang kita punya...

sesederhan mungkin tapi bermartabat..

salam kenal...

Anonymous said...

postingan yang bagus
refleksi dunia pendidikan kita
http://budies.wordpress.com/2009/05/01/education-have-as-body-law-head/

SanG BaYAnG said...

Belajar mengenal Tuhan melalui Wajibul wujud.
Sirno ilang kang katon.

Postinge bagus..ssob..

sawali tuhusetya said...

wah, refleksi yang bagus dan mencerahkan ini, mas. mahalnya biaya pendidikan agaknya telah menjadi penyebab banyaknya masyarakat yang tersingkir dari dunia pendidikan. kurikulum pendidikan pun masih dianggap sbg belenggu anak dlm mengembangkan potensi dirinya. mereka juga perlu belajar seadanya melalui kurikulum kehidupan yang sesungguhnya.

grubik said...

sesungguhnya, belajar yang sebenarnya adalah seperti apa yang anda bilang, sayang orang lebih menghargai ijazah...

Seno said...

Prei rika kang?

Ngatini said...

yang penting ijazahh...!! birokrasi kompleks bikin orang skeptis sama pendidikan *ngomong apa sih aku? sok pinter banget..

fariez said...

wah salut mas buku atalah hal penting terutama dlm hal membaca, terutama wahyu dr sang pencipta...

dwina said...

Andai aja pemimpin kita di nasehatin seperti itu ma bapaknya.
bakal ama negeri kita mas

Fei said...

masih berjuang terus untuk bisa sekolah lagi

rayearth2601 said...

yup, belajar penuh semangat

masnur said...

seadanya juga termasuk unsur kesederhanaan

Post a Comment

Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.