28 September 2009

Larangan Berjilbab itu.......

Ketika membersihkan inbox email, nemu artikel yang sangat menyentuh ini.. Kiriman dari kawan saya...
Kepada penulis aslinya jika membaca postingan ini.. sekalian mohon ijin untuk mempublishnya di blog saya ini demi kemaslahatan bersama.
Saya hanya copas cerita ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
Terutama buat mereka yang mempunyai nasib yang tragis seperti yang dialami salah satu tokoh yang dikisahkan dlm cerita ini.


MENGAPA AKU DILARANG BERJILBAB?

Ada seorang teman saya, suatu hari terpanggil untuk memakai jilbab.
Karena hatinya sudah tetap, dia pun pergilah ke toko muslim untuk membeli jilbab. Setelah membeli beberapa pakaian muslim lengkap bersama jilbab dengan berbagai model (maklum teman saya itu stylish sekali), dia pun pulang ke rumah dengan hati suka cita.

Sesampainya di rumah, dengan bangga dia mengenakan jilbabnya.
Ketika dia ke luar dari kamarnya, bapak dan ibunya langsung menjerit. Mereka murka bukan main dan meminta agar anaknya segera melepaskan jilbabnya.

Anak itu tentu merasa terpukul sekali...bayangkan :
Ayah ibunya sendiri menentangnya untuk mengenakan jilbab.

Si anak mencoba berpegang teguh pada keputusannya akan tetapi
ayah ibunya mengancam akan memutuskan hubungan orang-tua dan anak bila ia berkeras. Dia tidak akan diaku anak selamanya bila tetap mau menggunakan jilbab. Anak itu menggerung-gerung sejadi-jadinya. Dia merasa menjadi anak yang malang sekali nasibnya.

Tidak berputus asa, dia meminta guru tempatnya bersekolah untuk berbicara dengan orang tuanya. Tapi apa lacur sang guru pun menolak keras.

Dia mencoba lagi berbicara dengan ustad dekat rumahnya untuk membujuk orangtuanya agar diizinkan memakai jilbab...hasilnya? Nol besar! Sang ustad juga menolak mentah-mentah.

Belum pernah rasanya anak ini dirundung duka seperti itu.
Dia merasa betul-betul sendirian di dunia ini. Tak ada seorang pun yang mau mendukung keputusannya untuk memakai jilbab.

Akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan trik terakhir. Ditemuinya sendiri kedua orang tuanya, dan Dia berkata,"Ayah dan ibu yang saya cintai. Saya tetap akan memakai jilbab ini. Kalau tidak diizinkan juga saya akan bunuh diri."

Sejenak suasana menjadi hening.
Ketegangan mencapai puncaknya dalam keluarga itu. Akhirnya sambil menghela napas panjang,si ayah berkata dengan lirih,

"Bambang! Nek kowe cah wedok sak karepe ngono."
(Bambang! Kalau kamu itu cewek, sesuka hatimu lah ..)
"Lha kowe ki lanang.. lha kok arep nganggo jilbab?"
(Lha Kamu itu laki-laki.. koq mau pake jilbab ?")


Dasaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar.............!!
Hahaha... ternyata ceritanya "menyentuh" rasa geli saya...!!
Read More..

26 September 2009

Genderang Perang


Berusaha menjadi baik sudah menjadi keharusan masing-masing.
( Catatan kecil pasca “Ramadhan” )

Mega hajatan itu sudah lalu bersama waktu. Mestinya lagi jos-josnya kalo bicara iman di hati masing-masing.

Ternyata….
Memupus kobaran nyala “setan kecil” ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Ingin ku lipat saja.. tapi tanpa kusadari dia telah menyandera seluruh otak dan pikiranku, nalar dan segala macam dogma-dogma moral seperti lesap ditelan bumi. Meng-eliminirnya adalah suatu kemustahilan….
Merenung di tebaran derai tawa penerus-penerusku… kulihat semua begitu alami, menukik di sisi kedunguanku yang terkapar kembali ditelikung “setan-setan kecilku”

Ndomblong…..
Hanya dapat memandang nyala-nyala yang selama Ramadhan hanya redup-kecil itu mulai liar dan berkobar lagi melalap seluruh potensiku… sodokkan dan hentakkannya pada timbunan hasratku sudah mulai membuatnya terbakar dan arang kambang dikipas-kipas… akhirnya membara dalam diamku! Aku tak sempat lagi mencerna etika dan norma yang mestinya masih tersimpan di saku baju gamisku. Ya.. kadang aku merasa asing dengan kondisi yang hangar bingar memenuhi ruang kesadaranku ini. Medan perang terbuka bak tengah digelar di jagat kecilku…. Baik dan buruk sedang berhadapan saling membidikkan senjatanya masing-masing.

Ndableg…
Mimbar di depanku belum lagi ditinggalkan sang pengkhotbah.. suara takbir dan tahmid juga lamat-lamat masih terdengar …. lha koq berani-beraninya dia menyeruak dan mengobrak-abrik diam khusyukku…!! Lagi-lagi aku hanya bisa diam… sementara serambi-serambi nurani sudah dari tadi lintang pukang cerai berai berlarian menjauhi kiblat!
Aah.. rupanya aku belum kenal betul dengan desertir-desertir laten itu.. Aku sering kecolongan langkah, selalu kusadari ketika semuanya terlanjur runyam membelit seluruh hidup dan kehidupanku..

Deleg-deleg….
Bersandar ditiang “soko” rumah-Nya… serasa tuli dan kebas telingaku dari ayat-ayat-Nya. Jika saja ada obatnya, jika ada dokternya …. Jawabnya “obatnya ada dalam dirimu nak.., iman di qolbu-mu harus selalu kau siangi dan siram setiap waktu”
Aku selalu mencoba untuk tidak membuat jawaban itu sesuatu yang klise.. Kuyakini betul begitu, namun ajarkanlah shortcut atau trick agar aku bias menembakkan senjataku secepat Lucky Luke sang koboi, karena genderang perang itu telah ditabuh bertalu-talu.

Hidup adalah kumpulan perang yang mestinya mengharuskan kita membidikkan senjata ke diri kita sendiri, sebelum membidikkan ke orang lain. Karena jihad terbesar ada dalam diri.. ada perang disetiap tarikkan nafas, ada intrik-intrik asusila di setiap detak jantung.

Pulang petang kadang tidak selalu membawa hasil yang gemilang… seperti nelayan yang kuyu-lunglai setelah kepergok badai, seperti petani yang panenannya diterjang hama…. Umur kadang bukan jaminan untuk keberhasilan dan bertahtanya kebijaksanaan seseorang, walaupun kita sadari hidup hanya sekali sedang kematian datangnya tak kita ketahui.


Read More..

16 September 2009

Kosong

Kosong ide adalah situasi dimana terlintas pun tidak di pikiran ini mau menulis apa, sedangkan kondisi Kering ide adalah situasi yang lebih membuat jengah, rasanya tidak ada yang pantas semua ide-ide yang mengalir di batok kepala kita.
Mendadak ingat....

Lebaran tiba…!!

Dan di mana-mana bertebaran pasangan kata yang ternyata membuat salah kaprah kita semua. "Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin"
Minal Aidin Wal Faidzin yang mestinya berarti ”Semoga Anda termasuk orang-orang yang kembali (ke jalan Tuhan) dan termasuk orang yang menang (melawan hawa nafsu).”

Aslinya emang nggak ada hubungan langsung dengan kalimat “Mohon Maaf Lahir Bathin”, tapi ketika dicampur pengucapannya seperti selama ini.. membuat orang awam seperti saya ini suka mengira jika Minal Aidin …. itu berarti Mohon maaf Lahir Bathin.. hahaha.. harap maklum saja karena saya terlahir dengan hidung pesek..bukan terlahir jadi orang Arab, jadi suka bingung kalo dengar istilah kearab-araban.

Belum lagi istilah “Halal Bil Halal” yang katanya memang bukan dari budaya Arab, tetapi disinyalir murni muncul dari budaya kita sendiri. Terserah masing-masing meyakininya… kalau saya sich melihat sisi positifnya saja..

Eniwei baidewei buswei……
Jika saja ada salah kata dalam postingan, maupun komentar-komentar saya di postingan kalian maupun yang di shoutbox yang membikin kawan-kawan sesama blogger tidak enak hati…, entah karena kesengajaan atau hanya karena candaan yang kebablasan, dan itu ternyata menyinggung atau menyakitkan perasaan kalian, maka di hari yang baik ini dengan segala hormat dan kerendahan hati saya ucapkan :




SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
1 Syawal 1430 Hijriah ( Sept. 2009)

Mohon Maaf Lahir dan Batin


“Taqobbalallahu minna wa minkum, Taqabbal ya Karim”


Read More..

14 September 2009

Lingkaran Kehidupan


Ramadhan sudah di penghujungnya.... value apa yang dapat kita petik darinya?
Sudahkah nyala-nyala setan kecil dalam diri ini terkendali menjadi nyala-nyala api kehidupan yang menghidupkan? Atau pancet (tetap) tak terkendali yang sewaktu-waktu siap membakar....??
Aah ... selalu kurindukan saat-saat seperti ini, dikala manusia di permukaan bumi ini secara berjamaah (massal) sadar diri (minimal mencoba) akan eksistensi jati dirinya sebagai sais –sang pemegang kendali bukan menjadi keledai dungu yang justru dikendalikan oleh setan-setan kecil.
Ramadhan dirancang dan diselenggarakan oleh Yang Maha Kuasa sebagai moment massive agar manusia kembali sadar dan terbangun.. bahwa dirinya adalah titah unggul yang di dalamnya bersemayam secarik harkat ketuhanan... Ruh titipan Sang Pencipta.

Berikan tempat bernafas selama sebulan ini, agar fakultas ilahiah tersebut sejenak eksis... fakultas inilah yang sering saya sebut “Kawan Kecil nan ringkih” karena seringnya tertimbun oleh tumpukan angkara ... kobaran amarah.... genangan syahwat.... dan semua akumulasi karya-karya setan-setan kecil kita sendiri.
Hakekat kehidupan kita ada bersama “kawan kecil”... cetak biru yang kelak menjadi penyaksi segala tingkah polah dan kepongahan kita di hadapan Sang Khalik. Betapa mulianya “Kawan Kecil” kita ini di hadapan-Nya... si kecil yang menjadi Pelakon Utama panggung kehidupan ini, yang menjadi sebuah driver bagi Tuhan untuk memperkenal diri-Nya.
Tak terkecuali Ramadhan saja! Bahkan sepanjang sejarah kehidupan manusia Tuhan selalu memperkenalkan event-event ritual beserta utusan-utusan-Nya untuk memelihara dan mendefrag logika berfikir manusia agar memakai driver-driver original yang secara default terinstall sejak peniupan pertama. Ternyata Tuhan sangat mafhum... penciptaan akal budi dalam otak manusia pada akhirnya kelak justeru akan menjadi pemicu terciptanya driver-driver mutakhir yang lebih menyita cara berfikir manusia cenderung duniawiah semata. Sadarkah jika bukan itu tujuan akhirnya? Duniawi yang di depan mata kita selalu hiruk pikuk ini, absolutely akan kita tinggalkan.... rela tidak rela! Dan tidak lebih selembar kafan saja yang ikut ke liang lahat! Fasilitas apapun yang kita milikki baik itu material ataupun spiritual hanya sebatas “sarana” yang perlu dipertanggung jawabkan pemakaiannya. Hakekat kehidupan ini tidak lebih dan tidak kurang adalah “Innalillahi wa innailaihi roji’un” believe it or not! Suatu proses perjalanan melingkar yang berawal dari peniupan sebagian ruh-Nya... dan kelak (jika sempurna) akan kembali kepada-Nya. Betapa cintanya Tuhan terhadap “kawan kecil” yang ada dalam diri kita masing-masing... Beliau tidak melepaskan begitu saja “kawan kecil nan ringkih” ini berjalan pulang tanpa direction di arena panggung sandiwara kehidupan ini. Beliau bela-belain ngutus Nabi dan Rasul..... menciptakan event-event ritual semacam ramadhan... haji... kurban dan lain-lain, belum lagi masterpiece-masterpiece berupa kitab-kitab suci... semua itu semata-mata untuk membekali “kawan kecil” agar tahu jalan pulang dan membentuk lingkaran yang sempurna. Lingkaran akan disebut sempurna jika ujung-ujungnya tepat bertemu di satu titik.... “Sesuatu yang berasal dari Tuhan, akan kembali ke Tuhan”.
Jati diri manusia....!!! Ramadhan adalah salah satu sarana yang diselenggarakan Tuhan agar manusia kembali ke jati dirinya masing-masing.... agar tidak lupa jalan pulang. Anggap saja Ramadhan sebagai latihan mensucikan diri secara massal.... Kenapa harus suci? Well.. Tuhan adalah Maha Suci, hanya segala sesuatu yang suci yg dapat kembali kepada-Nya ... Innalillahi wa inailaihi roji’un. So...sudahkah kita manfaatkan event Ramadhan ini seperti dimaksud oleh Sang Maha Penyelenggara? Wallahu’alam.. it’s all coming back to us.
Read More..

02 September 2009

Kangen

Gejolak dan kecenderungan rasa yang terfokus pada suatu pribadi, komunitas, event, circumstances atau places lain di luar keseharian kita namun pernah dilalui, dikenal atau digeluti. Entahlah bener atau salah..

Kali ini aku sedang kangen pingin nulis di blog kesayangan ini setelah lama banget ku biar-telantarkan. Walaupun belum sepenuhnya mampu eksis dalam interaksi maya… biarlah cukup mengupdate postingan juga gak pa-pa. Kata orang rumah yang lama kosong tidak di huni dan tidak dirawat bisa dijadikan sarang hantu.. hehehehe..
Saya lihat Alexa rank mlorot sedemikian tingginya .. ( halah mlorot koq tinggi !! ) Google Pagerank malah bingung tuch.. dari PR 3, kemudian sama google diganti pake “tanda tanya” hahahaha…. Jangan-jangan sudah mulai angker dan berhantu blog saya ini… hiii.. ngeriiii… Untuk itu jangan berharap bisa nulis yang berbobot dan bernas… Masih jauh juga rasanya untuk bisa full BW… masih mencuri-curi kesempatan di antara kesibukan yang terus menghimpit.

So.. untuk teman dan sahabat yang sudah berkenan mampir di mari mohon di maafkan sebelumnya jika saya masih belum sepenuhnya mampu “berbalas komentar”.

Oya Selamat menunaikan Ibadah Puasa ( bagi yang sedang menjalankannya ) semoga bulan yang penuh rahmat ini akan memberi manfaat dunia akherat untuk kita semua.

Happy Blogging ! Read More..