Kehadiran

Aku pernah terjebak di badai harapan yang gemuruh,
pernah terperosok di gemanya tawa dan tangis,
terikat erat di belitan gemas dan rindu....
Namun itu telah lekang terbungkus lumut waktu.

Dan kini,
Kehadiran itu kembali, sontak melumatkan seluruh kantukku.
Melibas semua ketidakpedulianku dan memaksaku untuk berpaling menengok ke belakang!


Namun,
Ada yang tak mungkin ku ulangi karena semua itu telah menjadi prasasti sang takdir,
Tak mungkin ku punguti walau pun seakan tercecer hanya sejengkal dari mata kakiku, karena telah terbatasi oleh norma yang pekat dan nyata.
Jika senandung-senandung itu pernah merdu, maka aku hanya bisa mendendangkannya dalam ruangan yang sempit tanpa ventilasi,
dan tak seorang pun kan mendengar,
tak juga kau.
Selama ini aku hanya terbang mengalun mengikuti kemana angin berhembus.....
dan tak pernah menyangka lingkaran hidup ini membawa ku terbentur lagi dengan dinding kenangan.

Tak perlu lagi menanam harap di gumpalan awan,
karena lembayung senja yang memerah indah dan mulai temaram itu ternyata bukan milik kita. Nikmati saja gemericiknya nasib,
dan kicauan burung-burung takdir apa adanya,
bukankah kita tak pernah bisa mengganti warna langit seperti yang kita harapkan.
Aku pernah terseok-seok oleh kedalaman senyummu, kemudian terdiam kaku oleh rindu menderu,
lalu pernah juga meremang dalam gamang.
Namun nasib berkata lain, ternyata kaki-kaki kecilku tak pernah berhenti membilang jarak.

Aku tak pernah berharap
untuk dapat merangkai masa lalu menjadi bongkahan kenyataan lagi,
bagiku.. itu telah usai dan telah mati.
Hidup ini tak lebih seperti roda nasib yang menggelinding di atas jalanan waktu "yang tak mungkin mundur".

Tak perlu ada penyesalan....