Tak perlu merasa terjauhkan oleh harap, tak perlu merasa terasingkan oleh suasana sekitar, ketika jalanan menemui tikungan sempit dan gelap, tetap jalani saja dengan tenang sampai ada cahaya yang menyinar dan mendesak gelap pepat ke tepian napas. Hati adalah cermin yang secara naluriah akan memancarkan semua tangkapan bentuk visual eksternal kenyataan, sayangnya kualitas pantulannya sangat dipengaruhi oleh distorsi perasaan, sehingga kadang pantulannya terdifraksi dan membentuk opini pribadi yang sangat subyektif.
Tiada malam tanpa pelukan gelap, tak usah panik jika engkau tengah terjebak di tengah-tengahnya, dengarkan saja alunannya dan rebahkan saja segala penat hingga engkau pulas. Pahamilah bahwa jeritan serangga malam sejatinya tidak akan mampu memaksa gelap untuk segera lenyap, bahkan hanya akan menambah pekat suasana ngelangutmu. Bukankah tidak semua keinginan harus terlaksana seketika? Ada rentang jeda yang kadang harus memaksa kita menunggu sampai waktu tak tentu. Dan jika pagi membentang, janganlah terlalu berharap dan merasa memiliki sang siang, karena derap hymnenya mengalun untuk permaisuri sang mentari, bukan untuk jiwa-jiwa pecundang yang selalu merengek.
Lukisan masalah yang terpampang di depanmu yang 'seakan' telah menutupi seluruh jalan logikamu itu hanyalah fatamorgana. Seakan tergelar seluas matamu memandang, dan mengebiri semua pengharapan yang pernah kau tanam di lahan subur benak dan hasratmu. Padahal cuma selembar tipis namun mampu membuatmu terpuruk tanpa daya dan membuatmu terjerembab ke dalam belitan prasangka buruk. Tenangkan gundah dan kepanikanmu sejenak, cobalah melihat permasalahan dari sudut yang lain.
Sibukkanlah nafasmu dengan sekarung pengharapan yang penuh warna dan cantik-manis, pilihlah ... pilihlah sesuka hatimu. Ajaklah berkelana ke negeri para ksatria langit, tunjukkan betapa perkasa keringat mereka melabur semua rintangan hidup menjadi taman-taman yang indah penuh canda... ketahuilah mereka para ksatria langit itu hidup di emperan toko, di kolong jembatan, di gubuk-gubuk kardus dan jauh dari nyaman menurut pandangan orang umum. Buatlah komparasi sesukamu untuk membuktikan bahwa engkau masih hidup lebih layak dari mereka. Saksikanlah bahwa derita dan masalahmu bukanlah yang paling pahit di dunia ini, masih banyak yang lebih pahit dan getir di luar sana. Engkau lebih layak bersyukur daripada mereka dari sisi mana pun.
Berhentilah menghujat nasib... Keluhan saja tidak akan pernah menyelesaikan timbunan masalahmu. Kegelisahan yang kau bentangkan itu hanya semakin menguatkan bahwa "Manusia memang paling susah untuk mensyukuri nikmat".
Cupu Kyai Panjala 2024
5 weeks ago
11 komentarmu:
Malah nasib yang menghujatku jue....
mumet mumet yen moco ngene iki... tuku bodrex sik
Speechless sob...kehabisan kata" untuk menggambarkan betapa dahsyat postinganmu kali ini....bahasanya halus sekali...
Keyen...
suwe ora sambang nang kene,
gaya postinganmu sik panggah top ae kang
adem,......
blog yang bagus, trimakasih atas informasinya sob,
saya suka artikelnya sob,
blognya bagus sob,
trimakasih ats informasinya semoga bermanfaat bagi kita semua
trimakasih atas informsinya pengetahuan jadi bertambah
Artikel yang anda bagikan ini sangat inspiratif sekali, terimakasih sudah berbagi artikel bagus seperti ini, god job.
Post a Comment
Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.