skip to main |
skip to sidebar
Dalam beberapa hari di awal bulan Pebruari 2010 ini koran-koran di Batam diramaikan dengan berita tentang kanibalisme. Masih ingat dengan Sumanto dari Purbalingga, sang Pemakan Mayat? Yang dilakukan Harun, 28, warga ruli (rumah liar) di kawasan perumahan Legenda Malaka ini lebih sadis! Karena jika Sumanto hanya menggali kubur dan memakan mayat, maka si tukang jagal berasal dari Kendal – Jawa Tengah ini lebih kreatif dengan membunuh sendiri! Demi menuntut ilmu hitam, dia tega memukul batok belakang kepala teman serumahnya Fahmi Iswandi Sodikin, 30, yang keseharian bekerja sebagai sopir itu. Korban yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah itu setelah dihantam palu kepala bagian belakangnya, dalam keadaan sekarat kemudian dimasukkan ke dalam peti kayu, dan dibedah dadanya lalu di makan organ dalamnya!
Pertama-tama, pelaku mengambil jantung korban dan memakannya dalam sebuah ritual khusus, terbukti di kamar pelaku - di samping kotak mayat terdapat peralatan-peralatan ritual berupa sesajen dan kemenyan. Kemudian setiap malam Jum'at pelaku memakan organ yang lain dari korban yang terkenal kebal itu. Apakah motifnya hanya karena ingin "linuwih" secara instan dan ilmu korban tertransfer ke tubuh pelaku? Atau pelaku kanibal ini hanya seorang psikopat, yang tertekan masalah ekonomi dan menginginkan perubahan dratis dalam hidupnya, karena dengan memakan tubuh korban, pelaku meyakini bisa "mak bedunduk" memiliki ilmu pelet, kebal dan bisa menerawang isi hati orang lain sehingga kelak jika sudah berhasil bisa praktek perdukunan.
Mungkin si pelaku ini mafhum bahwa dunia perdukunan pada jaman ini adalah lahan subur untuk mengeruk uang, alternatif tercepat untuk lepas dari himpitan ekonomi dan kemelaratan. Kita semua tahu dan pasti pernah membaca atau melihat iklan perdukunan bertebaran di media massa tanpa tedeng aling-aling mencantumkan tarif atau "mahar"nya. Sebuah ironi yang memalukan, di negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini ternyata tumbuh subur dunia perklenikan tanpa kontrol sama sekali. Lembaga-lembaga yang berwenang memandu Sosial Mental bangsa ini seperti pura-pura tak tahu adanya fenomena kemusyrikan yang merajalela itu. Sepertinya aras-arasen (enggan) karena harus berhadapan dengan Hak Azasi Manusia, atau mungkin fatwa-fatwa mereka kalah menarik dibanding dengan penawaran-penawaran kontemporer para dukun modern itu.
Ketika Tukang Klenik telah leluasa memunculkan jati diri dengan mengiklankan layanan perdukunannya di media massa (bahkan banyak majalah yang khusus membahas seluk beluk perklenikan ini ), maka sepintas mereka (para dukun) seakan menawarkan solusi bagi berbagai persoalan umat. Dan dampak komersialnya, mampu mengangkat para dukun itu sendiri menjadi OKB (Orang Kaya Baru), bahkan beberapa ada yang akhirnya menjadi wakil rakyat! Oalaah…. Betapa mudahnya untuk menjadi kaya, terkenal, disegani dan dihormati melalui perdukunan. Mungkin saja Harun si jagal kanibal ini terobsesi dengan hal tersebut, ngiler melihat betapa mewahnya kehidupan para dukun modern, sehingga nekat menjadi pembunuh sadis agar bisa merubah nasib secara instan.
Himpitan ekonomi dan rendahnya pendidikan masih menjadi penyebab berbagai persoalan dekadensi moral rakyat negeri ini. Mungkin belum terpikirkan secara serius, matang dan tepat guna oleh para pejabat dan pakar ekonomi dan pendidikan kita untuk mengentaskan masalah mendasar yang melanda rakyat kecil di negeri ini. Semua pejabat dan aparat ( yang terlihat dari kaca mata bodoh saya – padahal saya tidak berkaca mata.. hahaha ) masih asyik dengan dunianya dan mengumbar nafsunya sendiri-sendiri, korupsi, manipulasi, dll. Sebuah dekadensi moral yang tampil lebih elegan karena berbasis intelektual dan terlindung oleh uniform, pangkat dan jabatannya, padahal apa yang mereka lakukan bisa saja lebih sadis, berdampak lebih sistemik dan lebih luas cakupannya dari pada perilaku kanibal yang dilakukan oleh Harun atau Sumanto.
"Sak begja-begjane wong kang lali, luwih begja wong kang eling lan waspada"
Anda penasaran dengan berita ini? Silahkan tengok dan baca-baca di sini
42 komentarmu:
nomer 6 toh..
(LMAO) dadi situs berita wae kih
jadi generasi penerus sumanto :)
salam,
ternyata wong jawa tengah akeh sing kanibal yo???
dan mugo2 bukan karena sesama kendal trus melu2 kanibal (lmao)
iki tenan mas?
ra opo mas nek pemakan mayat ki, lah nek isih urip lah kui lagi ono pasale...
maju terus kanibalisme ... wkakakakkaka
@anno : ra kuwat mbayar wartawan nda...
@andi : iya dan lebih kreatif..hihihi..
@ciwir : pandungone mugo2 ora kang...
@soewoeng : betul mas....jadi berita hangat
@suryaden : halah..
weh
hebat tenan...
kasus Ryan pun sesungguhnya juga terkait dengan motif ngelmu untuk pesugihan...
ono sing luwih serem...
ora dipateni tapi dipangan...
mangan duit rakyat...
Weleh2...
Ngeri juga.
Kendal itu tempat domisili saya lho Mas.
Saya memang nggak asli Kendal, tapi saat ini cari nafkah dan tinggal di Kendal.
Saya malah nggak dengar beritanya.
Dari blog inilah saya tau untuk pertama kalinya.
Melihat fenomena akhir2 ini, ternyata sesuatu yg tak terduga bisa terjadi.
Jangan2 orang di sekitar saya ada yg seperti itu, atau malah familinya yg di Batam itu.
Atau jangan2 malah ada murid saya yg suka makan orang.
Bisa2 gurunya dimakan!!!
@JAUHDIMATA : ho'oh mas dasyat.....
@kang Item : sing luwih serem yo kuwi kang.. kanibalisme uang rakyat dan harta negara.
@pak Mars : Saya juga dr Kendal pak... rodo isin jane... hehehe
mas dapat award... silahkan diambil wakakakakakaka
sadis banget... hukuman nya mesti hukuman mati biar ada efek jera buat yang lain kalo mo kanibal...
Kemarin saya juga liat beritanya di TV, ngeri ya kang denger cerita2 serem orang psiko.
salam sobat
waduh ada kanibal lagi,,
ingat dulu Sumanto mas,,
tapi sekarang namanya rada keren tuh "Harun"
makasih pesan terakhirna saya akan eleng dan waspodo heheh smoga selamat n bedjo :D
berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
salam blogger
makasihh
:D
hiiiiiiiiiii batam mencekam
Banyak orang sakit ya kang!
wah wah..wah serem juga ya..SadisMan
Makanya kita jangan lupa berdo'a masing-masing supaya bila kita menghadap kepada Sang Kholik nanti, kita mohon dalam keadaan khusnul khotimah.
Amin...
O...ya si HArun bar mangan Ati wong,trus ngombene opo yo...???
Mesti ngobene teh botol sosro,soale Apapun makanannya minumnya Teh botol SOSro...yo thoo..
bacok wae kae...
njiji i..
kok gitu yo, padahal kan masih enakan makan sate ayam. ya toh... ya toh...
hai......salam kenal. ini kunjungan yang pertama banget di blog ini. keren abiiiiizzzzzz blognya, tukeran link ya........boleh kan?????
tadi liat lagi di tv
iiiiiiiiih ngeri amat
Lihat di TV juga.. Hiii,bagaimana bisa ya?
Salam mas, lama ya enggak mampir kesini ^_^
yang membuat begitu ialah karena telalu jauhnya jarak antara yg kaya dan miskin. :)
sadis tenan ternyata himpitan ekonomi sungguh berdampak sistematik
ya zaman sekarang yang menjadi masalah dalam kehidupan semua manusia hanya ekonomi..
mereka menyalahgunakan masalah mereka di kehidupannya.
Kenapa mereka harus putus asa dengan masalah ekonomi mereka, karena kalau kita terus berusaha pasti ada jalan keluarnya.
waduh yang ini kasus lebih sadis neh daripada sumanto.Sungguh tega nian
Gila bener ya.Mencari ilmu dukun kok begitu sampai membunuh orang.tar jika sdh jadi dukunpun aku kira pasiennya bisa dilahap juga.Dikemanakan tuh otak orang hehehe
wong Kendal cen nyamari... opomaneh wong Weleri... (doh)
@AndyMSE : uduk aku om... :)
ngeri bosss :(
Weh tumben boss Continmotosport melakukan blogwalking.... :D
piye akhir beritane iki..??
halo2, , mampir lagi, ,
kunjung balik yaa. .
beh2,manungso saiki. .
.... kanibal itu.... menjijikkan?
ga boleh putus asa dalam menjalani ekonomi ney,,,kalau kita berusaha pasti bisa terselesai..
tahnks to info....sadis banget... hukuman nya mesti hukuman mati biar ada efek jera buat yang lain kalo mo kanibal...hihihhi
emang sekarang jaman dah edan, jadi makin banyak aja orang edan, masa tega sich makan daging manusia demi kekayaan? padahal belum tentu langsung kaya,, kaya ngak , masuk penjara yang jelas...
Gara-gara ilmu yang gak jelas kok jadi kalap bunuh teman sendiri.
Mudah2an di beri hidayah untuk bertobat
Salam kenal dari Pontianak :)
Post a Comment
Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.