26 September 2009

Genderang Perang


Berusaha menjadi baik sudah menjadi keharusan masing-masing.
( Catatan kecil pasca “Ramadhan” )

Mega hajatan itu sudah lalu bersama waktu. Mestinya lagi jos-josnya kalo bicara iman di hati masing-masing.

Ternyata….
Memupus kobaran nyala “setan kecil” ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Ingin ku lipat saja.. tapi tanpa kusadari dia telah menyandera seluruh otak dan pikiranku, nalar dan segala macam dogma-dogma moral seperti lesap ditelan bumi. Meng-eliminirnya adalah suatu kemustahilan….
Merenung di tebaran derai tawa penerus-penerusku… kulihat semua begitu alami, menukik di sisi kedunguanku yang terkapar kembali ditelikung “setan-setan kecilku”

Ndomblong…..
Hanya dapat memandang nyala-nyala yang selama Ramadhan hanya redup-kecil itu mulai liar dan berkobar lagi melalap seluruh potensiku… sodokkan dan hentakkannya pada timbunan hasratku sudah mulai membuatnya terbakar dan arang kambang dikipas-kipas… akhirnya membara dalam diamku! Aku tak sempat lagi mencerna etika dan norma yang mestinya masih tersimpan di saku baju gamisku. Ya.. kadang aku merasa asing dengan kondisi yang hangar bingar memenuhi ruang kesadaranku ini. Medan perang terbuka bak tengah digelar di jagat kecilku…. Baik dan buruk sedang berhadapan saling membidikkan senjatanya masing-masing.

Ndableg…
Mimbar di depanku belum lagi ditinggalkan sang pengkhotbah.. suara takbir dan tahmid juga lamat-lamat masih terdengar …. lha koq berani-beraninya dia menyeruak dan mengobrak-abrik diam khusyukku…!! Lagi-lagi aku hanya bisa diam… sementara serambi-serambi nurani sudah dari tadi lintang pukang cerai berai berlarian menjauhi kiblat!
Aah.. rupanya aku belum kenal betul dengan desertir-desertir laten itu.. Aku sering kecolongan langkah, selalu kusadari ketika semuanya terlanjur runyam membelit seluruh hidup dan kehidupanku..

Deleg-deleg….
Bersandar ditiang “soko” rumah-Nya… serasa tuli dan kebas telingaku dari ayat-ayat-Nya. Jika saja ada obatnya, jika ada dokternya …. Jawabnya “obatnya ada dalam dirimu nak.., iman di qolbu-mu harus selalu kau siangi dan siram setiap waktu”
Aku selalu mencoba untuk tidak membuat jawaban itu sesuatu yang klise.. Kuyakini betul begitu, namun ajarkanlah shortcut atau trick agar aku bias menembakkan senjataku secepat Lucky Luke sang koboi, karena genderang perang itu telah ditabuh bertalu-talu.

Hidup adalah kumpulan perang yang mestinya mengharuskan kita membidikkan senjata ke diri kita sendiri, sebelum membidikkan ke orang lain. Karena jihad terbesar ada dalam diri.. ada perang disetiap tarikkan nafas, ada intrik-intrik asusila di setiap detak jantung.

Pulang petang kadang tidak selalu membawa hasil yang gemilang… seperti nelayan yang kuyu-lunglai setelah kepergok badai, seperti petani yang panenannya diterjang hama…. Umur kadang bukan jaminan untuk keberhasilan dan bertahtanya kebijaksanaan seseorang, walaupun kita sadari hidup hanya sekali sedang kematian datangnya tak kita ketahui.


18 komentarmu:

KangBoed said...

HADIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRRRRRr

KangBoed said...

Satu kata yang tiada tergantikan
Kata MAAF nan tulus dan ikhlas
Keluar dari lubuk hati terdalam
Terselip khilaf dalam candaku,
Tergores luka dalam tawaku,
Terbelit pilu dalam tingkahku,
Tersinggung rasa dalam bicaraku.
Buruk laku tindak tandukku
Hanya Harap dan MAAF terucap
Mudah mudahan esok lebih baik
Saat Hari Kemenangan telah tiba,
Semoga diampuni salah dan dosa.
Mari bersama bersihkan diri,
Murnikan Jiwa dalam genggamanNYA
sucikan keping hati di hari nan Fitri.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Taqoba lallahu minnaa wa minkum
Shiyamanaa wa shiyamakum
Minal ‘aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin
Dari :
“Kang Boed Sekeluarga”
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabat Sahabatkuku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuullllllllllllllllllllll

KangBoed said...

Sebulan sudah kita jalani Ramadhan bersama
Malam penghujung hari yang indah ini
Genderang Perang sudah di tabuh.
Pekik Kemenangan dikumandangkan
Alunan Nada Pengagungan dinyanyikan
Suara Riang Gembira berkeliling kota
Ramadhan dengan segala perniknya telah kita lewati bersama
“Demi Masa sesungguhnya manusia itu merugi”
Mudah mudahan Jerit kemenangan ada dalam diri kita semua
Sebab tiadalah semua ini kecuali kembali kepada Fitrah Diri
Mari bersama kita saling mensucikan diri menuju Illahi Robby
Membersihkan diri melangkah menemukan diri sebenar diri
Mulai menghampiri DIA tulus ikhlas karena CINTA
Meraih keselarasan diri dalam Ketenangan Jiwa
Bebenah dan jadikan momentum kemenangan ini
Menjadi Manusia seutuhnya meliputi lahir bathin
Dahulu datang putih suci bersih
Mudah mudahan kembali suci putih bersih
Tiada kata yang terungkap lagi
Mari kita bersama menyambut hari yang FITRI
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Taqoba lallahu minnaa wa minkum
Shiyamanaa wa shiyamakum
Minal ‘aidin wal faizin
Mohon maaf lahir dan batin
Dari :
” Kang Boed Sekeluarga “
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang
‘tuk Sahabat Sahabatkuku terchayaaaaaaaank
I Love U fuuulllllllllllllllllllllllllllll

Xitalho said...

@Kang Boed : terima kasih atas kehadirannya.
"Demi masa semoga manusia semakin mawas diri dan tidak terperosok ke jurang KERUGIAN" Amien.........

Seno said...

Memang kalau aku melihat keakuan, terlihat jelas banyak lubang-lubang menganga yang memungkinkan setan kecil masuk melalui lubang-lubang itu. Ah, seandainya saja aku selalu melihat aku seutuhnya, pastilah aku dapat menutup semua lubang itu. Priwe kabare kang?

Xitalho said...

@kang Seno : khabare apik.. Semoga rika sekluarga juga selalu dalam lindungan-Nya...Amien...

luxsman said...

hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti....

sawali tuhusetya said...

kon;on manusia selalu menghadapi perang dalam relung hatinya, mas xit, antara kekuatan malaikat dan kekuatan iblis. pascaramadhan, konon juga, perang itu makin dahsyat. semoga kekuatan malaikat yang bisa menjadi pemenangnya.

PRof said...

ndableg ku rung iso ilang....:D

suryaden said...

setuju wes, hidup adalah menantang kehidupan itu sendiri, tiada pernah berhenti dan akan selamanya... sekali lengah maka akan dilindas kehidupan itu sendiri...

torik said...

teruslah menabuh genderang perang karena harapan itu masih ada.. semnagadddd

Blog Informasi said...

nice post bro lam kenal ya...

Rita Susanti said...

Ya, karena musuh terbesar itu sebenarnya terdapat di dalam diri kita...

annosmile said...

met lebaran kang
mohon maaf lahir dan batin

Bisnis Pulsa Eranet said...

numpang link mas

Anonymous said...

@annosmile : woke dab... tak pasang nang blogroll pisan loro-lorone ya.....

Mengembalikan jati diri bangsa said...

Namun celakanya kita -terkadang- tak kuasa menahan 'serangan brutal' dari dalam diri sendiri, sehingga kita terjebak dalam iman yang rapuh, yang mudah sekali 'bergoyang' kala angin kecil menerpa..
-gambaran aku pribadi siy kang..

Kenali Dan Kunjungi Objek Wisata Di Pandeglang said...

jangan pernah lengan dan terus berusaha sob....

Post a Comment

Yuk jadikan komentar sbg sarana untuk saling menyapa.